Sampah bukan hanya menjadi masalah lokal tapi sudah menjadi masalah dunia, dilihat dari penyumbang sampah, seperti industri, medis ataupun rumah tangga, jika diliat dari jenisnya ada sampah organik dan an/non organik, jika sampah tersebut bentuknya organik maka mudah dan banyak sekali yang sudah memanfaatkan, seperti menjadi pupuk cair atau padat seperti kompos, bahan makanan magoot dan sebagianya, tetapi yang menjadi masalah dunia yaitu sampah plastik yang konon butuh ratusan tahun untuk menguarainya,
Tapi ditangan ibu ibu RW 03 Desa Cepiring Kecamatan Cepiring sampah plastik dimanfaatkan menjadi barang berharga yaitu ECOBRICK. Ecobrick sendiri berasal dari kata "ecology dan "brick" yang sering diartikan bata ramah lingkungan, Ecobrick adalah teknis pengelolaan sampah plastik yang tidak bisa didaur ulang dan kemudian dimasukan ke dalam botol-botol plastik bekas hingga penuh dan padat, setelah botol padat dan keras, botol-botol tersebut bisa dirangkai dengan lem dan bisa digunakan mebjadi meja, bangku, kursi/dingklik bahkan gapura masuk gang, serta berpotensi menjadi pagar.
Dari pantauan redaksi kegiatan pembuatan Ecobrick sendiri sudah mulai 2019 atau 2020 an, dan sudah banyak menghasilkan ecobrick dari penuturan Koordinatornya kurang lebih sudah memanfaatkan sampah plastik sampai 7 ton dan masuk dalam daftar ecobrcks world.
Kegiatan melibatkan ibu ibu di lingkungan RW, lembaga/perorang peduli sampah di desa Cepiring, semoga dengan adanya pembuatan Ecobrick ini turut membantu pemerintah dan dunia dalam mengurangi efek sampah plastik.
Semoga menjadi ladang ibadah ibu-ibu ya...
~sgh2024-
Share :