Pada tanggal 18 Agustus 2024 pukul 10.00, mahasiswa KKN-T (Kuliah Kerja Nyata - Tematik) Universitas Alma Ata Yogyakarta, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, melakukan observasi UMKM di RW 01. Sebelum melakukan kunjungan, kami melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan Ketua RT 01, yaitu Ibu Siti, yang merekomendasikan beberapa UMKM yang ada di Desa Cepiring RW 01. Beberapa UMKM yang direkomendasikan oleh Ibu Siti adalah: Kerupuk Gadung Ibu Kes di RT 03, Peyek Ibu Rohati di RT 05, Onde-Onde Ketawa Ibu Tri di RT 05, dan Jamu Ibu Mawarni di RT 01.
Setelah itu, kami mengunjungi dan meminta izin untuk melakukan observasi UMKM kepada Bapak Andi, selaku Ketua RT 03. Di RT 03 terdapat UMKM seperti Kerupuk Usek Bapak Sinuan dan Fried Chicken Bapak Selamet. Pada hari berikutnya, kami melanjutkan kunjungan dengan meminta izin kepada Bapak Supri, selaku Ketua RT 05, untuk menemani kami ke lokasi UMKM yang ada di wilayah tersebut. Di RT 05, terdapat beberapa UMKM yang menarik, yaitu: Onde-Onde Ketawa, Peyek Gereh, Intip Goreng, Warung Makan di Stasiun Semut Ibu Kesi, dan Kerupuk Bandung. Melalui observasi ini, kami berharap dapat memahami lebih dalam tentang perkembangan dan potensi UMKM di Desa Cepiring RW 01 serta memberikan kontribusi positif dalam pengembangannya.
Gambar : Obsservasi UMKM
RT 03 KERUPUK USEK BAPAK SINUAN
Kerupuk usek merupakan salah satu usaha yang dijalankan dengan cara yang cukup fleksibel, di mana pelaku usaha dapat memperoleh keuntungan baik dengan menjual langsung kepada konsumen maupun dengan menjadi reseller. Para reseller seperti Pak Sinuan dan Ibu Istiana biasanya membeli kerupuk dalam kondisi mentah langsung dari produsen. Dalam satu minggu pak sinuan meraih Penghasilan mentah hingga 5 juta rupiah. Kerupuk mentah perkilo dengan harga 15rb sedangkan keupuk yang sudah mateng dengan harga 25rb. Kerupuk tersebut biasanya dipasarkan melalui berbagai saluran, seperti dijual di pasar, dipasarkan secara keliling, atau konsumen datang langsung ke tempat pembelian untuk mengambil kerupuk dengan harga jual kerupuk berkisar antara 2.000 rupiah per pcs untuk kerupuk polang dan 3.500 rupiah per bungkus untuk kerupuk mie.
Proses produksi kerupuk usek cukup intensif, dimulai dengan penggorengan yang dilakukan pada pukul 4.00 sore. Sebanyak 40 kilogram kerupuk dapat diolah dalam sekali penggorengan. Setelah proses penggorengan selesai, pengemasan dilakukan pada malam hari untuk memastikan kerupuk siap dipasarkan keesokan harinya. Penjualan kerupuk biasanya dimulai pada siang hari, sekitar pukul 12.00. Pak Sinuan dan Ibu Istiana, sebagai reseller, berperan penting dalam distribusi produk ini, membantu usaha kerupuk usek untuk terus memenuhi permintaan pasar yang cukup tinggi dan memberikan keuntungan yang stabil bagi semua pihak yang terlibat
Gambar : Krupuk Usek
RT 01 JAMU SOLO TRADISIONAL IBU MAWARNI
Ibu Mawarni dan Bapak Sularso adalah dua pelaku usaha yang menjual jamu menggunakan sepeda ontel. Setiap pagi, Ibu Mawarni meracik jamu secara fresh pada pukul 04.00 pagi, mempersiapkan berbagai bahan 3 kilogram yaitu jahe dan sedikit kencur untuk menghasilkan jamu yang berkualitas. Setelah proses meracik selesai, bapak sularso langsung menjual jamu tersebut pada pagi hari 06.00 WIB, memastikan bahwa produknya selalu dalam keadaan segar saat sampai ke tangan konsumen. Di sisi lain, ibu mawarni menjual jamu pada siang hari pukul 14.00 WIB, dengan mengandalkan sepeda ontel yang setia menemaninya. Kendala yang mereka hadapi dalam usaha ini adalah belum memiliki ponsel, sehingga mereka kesulitan dalam melakukan promosi dan komunikasi dengan pelanggan lewat media sosial.
Pendapatan harian dari usaha jamu ini bervariasi tergantung pada jumlah pembeli. Pada hari-hari ramai, mereka dapat meraih pendapatan hingga 50 ribu rupiah, sementara saat sepi, pendapatan mereka bisa turun menjadi sekitar 30 ribu rupiah. Meskipun mengalami tantangan dalam pemasaran dan distribusi, semangat Ibu Mawarni dan Bapak Sularso untuk menjaga tradisi berjualan jamu tetap tinggi. Mereka percaya bahwa usaha ini tidak hanya memberikan keuntungan finansial, tetapi juga membantu masyarakat dalam menjaga kesehatan melalui jamu yang mereka buat. Dengan ketekunan dan dedikasi, Ibu Mawarni dan Bapak Sularso terus berupaya untuk meningkatkan usaha mereka dan memberikan kontribusi positif bagi lingkungan sekitar.
Gambar : Observasi UMKM
RT 05 KERUPUK BANDUNG BAPAK ARIS
Reseller produk krupuk bandung mengambil stok dari belakang Pasar Cepiring, yang dikenal sebagai lokasi strategis untuk mendapatkan bahan baku berkualitas. Dengan target pasar utama yang terdiri dari warung-warung dan langganan warung madura, mereka menggunakan metode penjualan dropshipper, di mana produk dikirim langsung ke lokasi-lokasi yang telah ditentukan. Dalam sistem ini, para reseller memastikan bahwa produk tiba dengan baik dan tepat Waktu sesuai permintaan konsumen, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Harga eceran untuk krupuk bandung dari Bapak aris adalah 1.600 rupiah per bungkus. Sementara itu, para reseller menjual produk tersebut di warung seharga 2.000 rupiah per bungkus, memberikan keuntungan yang cukup menarik bagi mereka. Setiap ikat krupuk terdiri dari 10 bungkus, sehingga harga jual untuk satu ikat adalah 16.000 rupiah.
Dengan pendekatan ini, reseller tidak hanya dapat memperoleh margin keuntungan yang menguntungkan tetapi juga dapat membangun hubungan yang baik dengan pelanggan. Mereka secara aktif menjalin komunikasi dengan pemilik warung dan langganan untuk memastikan ketersediaan produk dan menanggapi kebutuhan pasar dengan cepat. Para reseller juga melakukan survei pasar secara berkala untuk memahami tren dan preferensi konsumen, sehingga dapat menyesuaikan produk yang ditawarkan. Melalui strategi distribusi yang efisien di penetapan harga yang kompetitif, reseller krupuk bandung berhasil memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan penjualan. Beliau percaya bahwa keberhasilan usaha ini tidak hanya terletak pada keuntungan finansial, tetapi juga pada kepuasan pelanggan yang menjadi prioritas utama dalam setiap transaksi.
Gambar : Krupuk Bandung
RT 05 ONDE ONDE KETAWA IBU TRI
Onde-onde ketawa adalah camilan yang semakin diminati oleh masyarakat karena rasanya yang lezat dan teksturnya yang renyah. Proses pembuatan onde-onde ketawa dilakukan secara tradisional, di mana setiap hari dapat dihasilkan satu sak tepung 25 kg . Proses ini melibatkan pemilihan bahan baku berkualitas tinggi. Setelah adonan siap, onde-onde dibentuk menjadi bulatan kecil dan diberi wijen. Onde-onde yang telah dibentuk kemudian digoreng hingga berwarna keemasan, menghasilkan tekstur yang renyah. Setelah proses penggorengan, onde-onde ketawa ini dijual langsung kepada agen dengan harga 1.500 rupiah per pcs. Dengan harga yang terjangkau dan rasa yang enak, onde-onde ketawa menjadi pilihan camilan yang diminati banyak orang, baik untuk dinikmati sendiri maupun dibagikan kepada teman dan keluarga. Melalui penjualan yang efisien dan pemasaran yang tepat, usaha ini dapat memberikan keuntungan yang cukup menjanjikan bagi para pelaku usahanya. Keberadaan onde-onde ketawa di pasar lokal semakin memperkaya pilihan camilan yang ada dan menjadi salah satu produk unggulan dari para pengusaha kecil.
Gambar : Onde Onde Ketawa
~KKN-T UAA 2024~
Share :